Search

Facebook Sehat untuk Semua

Masyarakat digital Facebook semakin meraksasa, angka terakhir populasi nya mencapai 700 juta pengguna di seluruh dunia, 250 juta diantaranya melakukan aktivitas setiap hari. Satu angka yang luar biasa tinggi dan dipastikan membawa dampak masif ke berbagai sendi kehidupan kita. Indonesia sendiri adalah negeri dengan populasi pengguna Facebook terbesar kedua di dunia. Berbagai efek baik positif maupun negatif kita lihat dan temukan setiap hari, melalui media massa, kejadian nyata di sekitar kita, cerita teman, dll.

Persepsi masyarakat kebanyakan terhadap Facebook saat ini tergolong negatif. Terlalu banyak cerita negatif yang terjadi dan beredar yang membuat layanan online ini menjadi terlihat negatif dan buruk. Semakin banyak kantor menutup saluran Facebook selama jam kantor, semakin banyak sekolah melarang dan bahkan merazia siswa dan gurunya agar tidak memakai Facebook.

Padahal layanan online ini secara sistem adalah salah satu layanan yang sarat teknologi canggih dan terbukti sesuai dan terpakai oleh penggunanya. Suatu kombinasi langka dalam ranah software development. Banyak aplikasi canggih namun tak menarik dan tak terpakai. Banyak juga aplikasi yang ternyata dibutuhkan banyak orang tetapi secara teknis tidak mampu melayani penggunanya secara baik. Facebook juga mampu membuktikan diri sebagai sistem yang sangat tangguh dan relatif jarang mengalami gangguan. Intinya Facebook adalah "killer application" yang sangat langka dan hanya ada dalam kurun waktu 5-10 tahun.


Facebook diatas kertas adalah layanan yang seharusnya mampu "merubah dunia". Merubah dalam konteks positif dan negatif. Tidak dipungkiri juga bahwa sangat banyak juga cerita positif penggunaan Facebook dalam berbagai bidang kehidupan. Marketing adalah salah satu bidang yang mengalami perubahan drastis dan mereguk banyak manfaat dari keberadaan Facebook dan pelanggan masifnya. Demikian juga gerakan-gerakan sosial kemasyarakatan yang seperti ikan menemukan airnya dalam Facebook. Jurnalistik juga menemukan dunia baru yang sangat menantang dan menjanjikan dengan adanya Facebook dan social network lain.

Lalu kenapa "korban" terus berjatuhan karena Facebook? Karyawan dipecat karena Facebook. Siswa dikeluarkan dari sekolah karena Facebook. Suami dan istri bercerai karena Facebook, dan seabreg persoalan sosial lain yang timbul karena adanya Facebook.

Facebook jadi semacam "killing ground" bagi banyak pihak, tempat "membunuh" dan "terbunuh". Facebook juga jadi ruang "curhat" raksasa yang menyenangkan bagi banyak pihak yang "curhat", tapi jadi tidak menyenangkan bagi banyak pihak lain yang menjadi obyek "curhat". Muncul juga kalangan yang diistilahkan dengan "alay" yang memiliki karakteristik aneh dan tidak peduli dengan orang lain disekitarnya. Merebak juga spamming gaya baru yang menyerang wall, photo album dan message inbox pengguna Facebook. Facebook menjadi dunia baru yang manis tapi sekaligus agak chaos.

Beberapa hari lalu Google meluncurkan saingan Facebook yang ditujukan untuk menciptakan dunia social network digital baru yang lebih "sehat" dan membawa lebih banyak hal positif dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul. Layanan ini diberi nama Google+.

Privacy dalam Berekspresi

Beberapa hal "fresh" dibawa oleh Google kedalam layanan social network ini. Salah satu yang paling menarik adalah fitur "privacy" dimana pengguna dapat dengan mudah mengatur kepada siapa status, foto, video, dll bisa dibuka. Kebiasaan dengan Facebook selama ini adalah dimana semua orang menulis status dan langsung membaginya ke "publik". Masalahnya, tidak semua "omongan" kita harus didengar oleh semua orang, ada banyak hal yang sifatnya pribadi. Nah, fitur ini sebenarnya sudah ada di Facebook, namun banyak yang tidak mengenalnya karena fitur ini tidak memiliki user interface tampak jelas dan memerlukan banyak proses klik untuk sampai ke menu pengaturan (lihat prosesnya dibawah ini). Namun secara umum proses pengaturannya sangat mudah, silahkan dicoba sendiri.

Saya mengajak semua pihak untuk lebih bijak dalam menyebarkan informasi dan mengekspresikan diri. Ingat bahwa ratusa bahkan ribuan orang yang menjadi "teman" anda akan membaca dan "mendengar" teriakan anda, masuk kedalam news feed Facebook mereka semua. Kita ketahui bersama bahwa "teman" di Facebook bagi sebagian besar orang Indonesia adalah "siapa saja". Saya pun mengalami hal sama, 70-80% teman Facebook saya adalah orang yang saya tidak kenal secara pribadi.

Berikut beberapa gambar bagaimana anda bisa mengatur siapa saja yang bisa melihat status anda, termasuk melihat semua comment yang ada dibawah masing-masing status.

Penertiban Nama Pengguna

Dalam daftar teman Facebook saya ada nama seperti Cadel DodollAcakadutacakadut Cuapcuapchoco, 'boCaah 'beNoot, Jejo LoveLinzyand'narovaandvino JekysamarindaGituloh (ネイベル) dll. Nama-nama ini adalah nama yang sangat aneh dan pasti bukan nama sebenarnya. Mereka adalah generasi anak Indonesia berumur 15-18 tahun yang sangat kuat ikatannya dengan dunia Facebook. Saya kenal dengan mereka di dunia nyata, namun tidak mengenali mereka berdasar nama samarannya. Bagi saya yang datang dari generasi tua hal ini adalah hal yang sulit diterima, namun mungkin bagi generasi muda hal ini adalah hal biasa dan justru menyenangkan.

Nah, Google+ dalam awal masa percobaannya mulai menertibkan masalah ini. Seorang teman dari Indonesia dengan nama samaran "aneh" diminta Google untuk memberikan verifikasi berupa ID card. Ybs harus scan tanda pengenal dan kemudian mengirimkannya ke pengelola Google+ jika ingin user tersebut dipakai lagi. Menurut ybs kemungkinan karena nama yang dipakai mengandung karakter tertentu secara berlebihan, mengandung terlalu banyak huruf mati berderet atau hal lainnya yang aneh.

Saya pikir hal ini adalah sesuatu yang menarik untuk diterapkan di Facebook yang sudah terlanjur penuh dengan jutaan user bernama aneh dan multiple identity user, user dengan banyak nama samaran. Sebenarnya nama samaran adalah hal biasa dalam pergaualan dimanapun kita berada dan tampaknya bukan keanehan yang ingin diberangus Google+ tetapi kebenaran identitas seseorang. Jadi kita tahu bahwa kita sedang berbicara kepada seoarang manusia normal dan bukan pribadi dengan identitas tidak jelas. Aturan ini juga akan berdampak pada perang terhadap spam yang menggunakan identitas tidak jelas.

Jelas Google sudah belajar dari pengelolaan Gmail. Email adalah salah satu teknologi yang sangat bagus namun kemudian disalahgunakan oleh sebagian orang untuk hal negatif seperti pencemaran nama baik, spam, dll. Tampak ada niat mulia Google untuk menjadikan dunia baru Google+ menjadi dunia yang nyaman dan terntu saja aman.

Kenapa hal-hal baik tersebut tidak kita tiru di Facebook? Mulailah dengan diri anda. Bergaul dalam dunia jejaring sosial secara bermartabat dan berbudaya. Selamat mencoba, selamat berkontribusi untuk masyarakat digital Facebook yang lebih baik, lebih bermartabat.

Berikut langkah-langkah pegaturan privacy status di Facebook.

Langka 1. Klik tanda gembok, pilih Customize



Langka 2. Pilih Specific People


Langkah 3. Ketik nama teman yang ingin anda pilih


Langkah 4. Tampilan dalam wall ketika kita taruh kursor diatas gembok, tampak hanya nama-nama teman yang kita bagi


Tulisan ini juga dimuat di Kompasiana http://teknologi.kompasiana.com/internet/2011/07/28/facebook-sehat-untuk-semua/

Post a Comment

0 Comments